Sabtu, 26 November 2011

Hubungan Karakter Guru dengan Kecemasan Matematika

Dari hasil penelitian yang saya lakukan (Kuntoro, 2007), ketiga dimensi dari karakteristik guru yang efektif ini memiliki korelasi yang sangat signifikan (dengan derajat kepercayaan < .01) dengan kecemasan matematika dan ketiga dimensinya (kecemasan pada pelajaran matematika, kecemasan pada tes matematika, dan kecemasan pada tugas matematika). Namun ada dua sub dimensi dari karakteristik guru efektif yang tidak memiliki korelasi sama sekali dengan kecemasan matematika maupun dimensi-dimensinya, yaitu: guru yang hangat dan humoris (dimensi 1) serta guru yang cekatan (dimensi 3). Dari karakteristik guru efektif yang memiliki korelasi tersebut juga tidak semuanya yang benar-benar memiliki kontribusi terhadap kecemasan matematika dan ketiga dimensinya. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada diagram berikut:
Seperti yang dapat kita lihat bersama, yang memiliki kontribusi terhadap kecemasan matematika adalah karakter guru sebagai berikut: Dimensi 1, yaitu guru yang memiliki pribadi yang memotivasi (guru yang memiliki antusiasme dan kredibilitas yang tinggi). Dimensi 3, yaitu guru yang profesional (terlihat melalui karakter guru yang 'knowledgeable'). Sedangkan untuk dimensi 2, yaitu guru yang berorientasi pada keberhasilan sama sekali tidak memiliki kontribusi pada kecemasan matematika siswa), demikian pula sub dimensinya.
Jadi, guru yang hangat dan humoris pada dimensi 1 dari karakteristik guru yang efektif ini sama sekali tidak memiliki hubungan dengan kecemasan matematika maupun ketiga dimensi dari kecemasan matematika. Artinya guru matematika tidak harus pandai melucu di depan kelas atau terlalu berusaha untuk membuat kelas matematika menjadi kelas yang penuh gelak tawa dan hiruk pikuk karena semua itu tidak ada hubungannya dengan kecemasan matematika dan hanya akan membuat kacau kelas.

Sebaliknya guru yang bersikap profesional dan menunjukkan bahwa ia menguasai bidangnya (knowledgeable) dapat mereduksi kecemasan matematika. 'Knowledgeable' merupakan salah satu sub dimensi dari profesionalitas guru. 'Knowledgeable' yang dimaksud di sini adalah kemampuan guru dalam mengkombinasikan antara pengetahuan tentang materi pelajaran matematika dengan pengetahuannya tentang pengajaran dan pengetahuannya tentang kondisi para siswanya agar dapat mengimplementasikan pengajaran yang efektif bagi setiap siswa. Semakin tinggi siswa menganggap guru matematikanya 'knowledgeable', maka kecemasan matematika-nya semakin rendah. Dapat dikatakan pula, bahwa semakin tinggi profesionalitas guru matematika, maka semakin rendah tingkat kecemasan matematika siswanya.

Selain itu, tentu saja motivasi juga penting dalam mengantisipasi gejala kecemasan matematika. Hal ini terlihat melalui karakter guru yang antusias terhadap pelajaran matematika. Selain yang telah saya tuliskan dalam artikel sebelumnya, antusiasme ini memiliki dua dimensi penting, yaitu: (1) menunjukkan perhatian dan mempunyai keterlibatan dengan bahan mata pelajaran yang sedang diajarkannya, (2) mempunyai dinamisme yang kuat dan dinamisme secara fisik. Semakin tinggi siswa dapat merasakan antusiasme guru matematikanya, maka akan semakin rendah tingkat kecemasan matematikanya. Sedangkan untuk karakter guru yang dapat dipercaya ditunjukkan oleh guru yang memliki kredibilitas yang tinggi seperti yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya (Karakteristik Guru yang Efektif dimensi 1). Semakin tinggi kredibilitas seorang guru matematika, maka semakin rendah tingkat kecemasan matematika siswanya pada pelajaran matematika.

Jadi, kehangatan dan rasa humor yang dimiliki oleh guru matematika mungkin membuat guru tersebut menjadi seorang guru yang menyenangkan, namun tidak dapat mengurangi rasa cemas siswa terhadap matematika selama guru tersebut tidak profesional atau kurang memiliki kredibilitas. Sedangkan guru matematika yang galak mungkin memang menakutkan, namun selama guru tersebut memiliki profesionalitas yang tinggi, maka guru tersebut pasti memiliki alasan yang rasional utnuk menjadi galak. Misalnya, untuk mendidik siswa agar tetap disiplin dan konsisten dan menanamkan prinsip-prinsip hidup yang teratur kadang-kadang membutuhkan ketegasan yang sering menjadi terlihat galak. Lalu, bagaimana hubungan karakteristik guru yang efektif ini dengan perfeksionisme siswa? Semoga hal tersebut akan menjadi jelas pada artikel berikutnya.

Daftar Pustaka:

Kuntoro, Martuti, 2007. Kontribusi Perfeksionisme Siswa, Dan Persepsi Siswa Terhadap Pola Asuh Orang Tua Siswa dan Karakteristik Guru Pada Kecemasan Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis: Universitas Indonesia - Depok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar