Jumat, 18 November 2011

Karakteristik Guru yang Efektif (Dimensi 3)

Selain kedua dimensi yang telah dibahas sebelumnya, guru yang efektif menurut Cruickshank, Bainer dan Metcalf (1995) juga memiliki sikap yang profesional. Dalam kehidupan sehari-hari, guru yang memiliki sikap profesional dapat kita kenali melalui tiga karakter berikut:

Praktis dan Cekatan. Guru yang praktis dan cekatan selalu fokus pada usaha mereka membantu para siswa mencapai tujuan belajarnya (goal-oriented), menghargai proses belajar dan menunjukkan kepada para siswa melalui kata-kata dan tindakannya (serius), merencanakan dan melaksanakan pengajaran dengan praktis, cermat, dan pasti. Guru dalam kategori ini juga mengelola kelas untuk mencapai tujuan dan meminimalkan gangguan (organized).

Dapat Menyesuaikan Diri dan Fleksibel. Pada saat guru menyadari bahwa siswa tidak memahami penjelasannya atau menyadari bahwa kegiatan pengajaran yang telah direncanakannya tidak berjalan dengan efektif, guru yang fleksibel mampu segera menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi kelas. Peka terhadap kebingungan siswa, rasa frustasi atau rasa cemas siswa, atau kebosanan siswa yang disampaikan secara non-verbal.

Suatu hari, ketika saya sedang menjelaskan tentang persamaan garis, seorang siswa mengangkat tangannya hendak bertanya. Setelah diijinkan untuk bertanya, inilah pertanyaannya, "Bu, apakah matahari bisa diganti dengan neon?", seketika itu juga gelak tawa menggelegar memenuhi kelas. Perlu beberapa detik untuk mengkaji apa yang sebenarnya sedang terjadi? Melihat siswa yang bertanya mulai mengerutkan keningnya dan mengeraskan bibirnya, saya yang awalnya kesal karena pertanyaannya diluar topik pembicaraan saat itu, segera sadar bahwa ada yang lebih penting daripada melanjutkan penjelasan tentang persamaan garis. Rupanya, siswa tersebut sudah melontarkan pertanyaan yang sama pada pelajaran Fisika, dan bukannya mengarahkan pada unsur-unsur yang dimiliki matahari atau memotivasi siswa tersebut untuk melakukan observasi lebih dalam, guru Fisikanya malah mengolok-oloknya dengan menjawab, "oh, tidak bisa. Matahari bisanya diganti dengan Ramayana atau Robinson (nama depertement store yang cukup terkenal pada saat itu)", sehingga akhirnya dia menjadi bahan tertawaan teman-temannya. Kalau saya boleh mengatakan, bahwa seorang calon penemu dari Indonesia telah terbunuh oleh jawaban guru Fisika tersebut saat itu. Pelajaran matematika hari itu yang diawali dengan pembahasan tentang persamaan garis, diakhiri dengan pembahasan tentang ultraviolet.

Menguasai Bidangnya, yang dimaksud dengan menguasai bidangnya adalah tidak hanya perlu menghitung dengan tepat, tetapi juga perlu mengetahui bagaimana menggunakan gambar atau diagram untuk menggambarkan konsep matematika dan proses matematika kepada siswa. Melengkapi siswa dengan penjelasan tentang aturan-aturan dan langkah-langkah berpikir dalam matematika termasuk tentang bukti-bukti terbentuknya teorema dari suatu perhitungan, tidak hanya memberikan rumus-rumus untuk dihafal, namun membuat siswa menangkap konsepnya sehingga tanpa rumus pun siswa masih dapat menyelesaikan soal berdasarkan konsep yang ditangkapnya. Menganalisa penyelesaian dan penjelasan siswa, termasuk di dalamnya menginterpretasikan kalimat dan solusi siswa.


Daftar Pustaka:

Cruickshank, Donald R., Bainer, Deborah L., Metcalf, Kim K. (1995). The Act of Teaching.USA: McGraw-Hill, Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar